Sudah menjadi tradisi bagi bangsawan Quraisy di kota Mekkah
menyerahkan anak-anak mereka yang masih bayi untukdipelihara di daerah
pegunungan disusui oleh perempuan-perempuan Badui, sampai saat bayi itu berusia
3-4 tahun. Tujuan dari penyusuan dan pemindahan di derah pegunungan itu, agar
si bayi itu mendapat udara yang bersih dan segar karena di perkotaan sudah
banyak polusi, dan agar dapat berbicara dengan bahasa Arab asli .
Demikian juga dengan halnya bayi yang bernama Muhammad ini,
Siti Aminah (ibu Muhammad) menyerahkan bayinya kepada perempuanpenyusu Arab
pegunungan yang bernama Halimah As-Sa’diyyah dari Bani Sa’ad. Suami dari
Halimah As-Sa’diyyah ialah Al-Harits bin Abdul Uzza, ia dalah seorang laki-laki
yang amat fakir. Setelah melihat bayi Muhammad ini ia berkata pada Halimah:”mudah-mudahan
Allah menjadikan bayi ini sebagai berkah (mendatangkan berkah) bagi kehidupan
kita.”
( Baca Juga : Pembelahan Dada Nabi Muhammad saw )
( Baca Juga : Pembelahan Dada Nabi Muhammad saw )
Memang menjadi kenyataan,
kehidupan rumah tangga Halimah berubah total. Dan itu menjadi buah bibir di
kampungnya. Mereka melihat, keluarga yang tadinya miskin tersebut hidup penuh
kedamaian, kegembiraan, dan serba kecukupan.
Domba-domba yang mereka pelihara menjadi gemuk dan semakin banyak air susunya,
walaupun rumput di daerah mereka tetap gersang. Peternakan domba milik Halimah
berkembang pesat, sementara domba-domba milik tetangga mereka tetap saja kurus
kering. Padahal rumput yang dimakan sama.
Semenjak dengan Halimah,
Rasulullah SAW tak pernah minta makanan, diberi atau tidak diberi makan, beliau
tidak minta. Tidak seperti anak-anak lainnya yang jika lapar akan meminta
makan. Selain itu, saat mengambil Rasulullah SAW sebagai anak susuan, air susu
Halimah bertambah banyak. Ia pun heran. Sebab, selama ini air susunya
bukan tidak ada tapi tidak begitu banyak. Namun, semenjak muncul Nabi SAW, air
susunya berlimpah.
( Baca Juga : Upacara dan Pemberian Nama Muhammad )
( Baca Juga : Upacara dan Pemberian Nama Muhammad )
Selama empat tahun lebih Muhammad
dibawah asuhan Halimah As-Sa’diyyah (wanita penyabar lagi berbahagia) dibantu
suaminya beserta anak perempuannya yang bernama Asy-Syima’. Setelah dianggap
cukup kuat badanya, fasih kata-katanya dan bertumbuh akalnya, maka Halimah
menyerahkan Muhammad kepada ibunya di kota Mekkah. Dan Halimah diberi upah yang
banyak oleh Abdul Muthalib yang kaya raya.
Sumber:
- Ust.
Maftuh Ahnan Asy, 2001. Kisah Kehidupan Nabi Muhammad SAW. Yang
Menerbitkan Terbit Terang: Surabaya.
:-t
ReplyDeleteterima kasih atas kunjungannya :)
Delete