Oleh : Syaikh Ali Hasan Al Atsari
Hafizhåhullåh
Seorang yang beriman memiliki
tugas-tugas syar’i pada bulan Ramadhan yang telah dijelaskan oleh Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam melalui sabda dan perbuatan beliau. Dimana bulan
Ramadhan adalah musim kebajikan karena nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala pada
bulan Ramadhan melebihi dari bulan lainnya (Fathul Bari : 1/31)
Adapun tugas-tugas (mukmin) tersebut
terlukis dalam amalan-amalan baik dan taqwa yang terdapat di bulan Ramadhan
dari hukum-hukum Syar’i.
Yang pertama : Puasa
Keutamaannya (secara umum) adalah
besar, karena sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang diriwayatkan oleh
Imam Muslim :
“(Alloh berfirman) : Setiap amal bani Adam adalah untuknya kecuali puasa, puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya, maka demi Dzat yang jiwa Muhammad berada ditangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum disisi Allah dari bau kesturi”
“(Alloh berfirman) : Setiap amal bani Adam adalah untuknya kecuali puasa, puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya, maka demi Dzat yang jiwa Muhammad berada ditangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum disisi Allah dari bau kesturi”
Berkata Imam al-Mazari dalam
al-Mu’allim bi Fawaidil Muslim (2/41)
“Adanya takhshish (pengkhususan)
Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap puasa dalam hadits tersebut dengan firmannya
“لى“ (untukku), walaupun amalan baik (lainnya) diikhlaskan semuanya hanya untuk
Allah Subhanahu wa Ta’ala, namun puasa tidak tercemar oleh riya’, tidak sebagaimana
amalan-amalan yang lain.
Karena puasa adalah mencegah dan
menahan diri, sedangkan keadaan seorang yang menahan diri lantaran kenyang atau
kekurangan adalah sebagaimana keadaan orang yang menahan untuk taqarrub kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala, sedangkan yang mempengaruhi (membedakannya) hanyalah
tujuan dan niat yang ada dalam hati.
Adapun shalat, haji, zakat adalah
amalan-amalan badan yang zhahir, dimungkinkan padanya adanya riya’ (perbuatan
yang ingin dilihat orang, pent.) dan sum’ah (perbuatan ingin didengar oleh
orang, pent.). Oleh karena itu puasa dikhususkan penyebutannya daripada amalan
lainnya.”
Dan yang lebih diutamakan dari hal
yang diatas adalah keutamaan yang khusus yang adai pada bulan Ramadhan
berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam :
“Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosanya yang telah lalu”. (Muttafaqun alaihi)
“Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosanya yang telah lalu”. (Muttafaqun alaihi)
Dan beliau bersabda :
“Bulan kesabaran, dan (puasa) tiga hari pada setiap bulan adalah (sepadan dengan) puasa sepanjang masa“.
“Bulan kesabaran, dan (puasa) tiga hari pada setiap bulan adalah (sepadan dengan) puasa sepanjang masa“.
Diriwayatkan oleh Iman Nasai
(4/218), Imam Ahmad (2/263,384), Imam at-Thoyalisi (310), Imam al-Baihaqi
(4/293) dari Abu Hurairah dengan sanad yang shahih.
Yang dimaksud dengan bulan kesabaran
adalah bulan Ramadhan.
Berkata Ibnu Abdil Bar : Puasa dalam
Lisanul Arab diartikan dengan kesabaran
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas“. (Surat Az Zumar : 10).
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas“. (Surat Az Zumar : 10).
Abu Bakar Ibnu al-Anbari berkata :
“Puasa identik dengan sabar, karena menahan jiwa dari makan, minum, jima’ dan
syahwat (nafsu).”
Yang kedua : shalat tarawih
Shalat tarawih sunnah dikerjakan
berjama’ah sepanjang malam bulan Ramadhan yang diberkahi, sebagaimana sabda
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam:
“Sesungguhnya barang siapa yang shalat tarawih bersama imam, hingga imam berpaling (selesai), dituliskan baginya shalat sepanjang malam“. Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, Imam Tirmidzi, Imam Nasai, Imam Ibnu Nashr, dari Abu Dzar dengan sanad shahih.
“Sesungguhnya barang siapa yang shalat tarawih bersama imam, hingga imam berpaling (selesai), dituliskan baginya shalat sepanjang malam“. Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, Imam Tirmidzi, Imam Nasai, Imam Ibnu Nashr, dari Abu Dzar dengan sanad shahih.
Dan tentang keutamaannya, Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Barang siapa yang shalat malam pada bulan Ramadhan dengan (penuh) keimanan dan mengarapkan pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu.” (Muttafaqun ‘alaihi)
“Barang siapa yang shalat malam pada bulan Ramadhan dengan (penuh) keimanan dan mengarapkan pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Adapun petunjuk yang paling sempurna
tentang jumlah bilangan (rakaat) shalat malam, baik di bulan Ramadhan atau
selainnya adalah 11 rakaat, selaras dengan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam yang shahih, karena beliau adalah contoh dan qudwah (teladan) yang
sempurna.
Yang Ketiga : Sedekah
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam adalah orang yang paling dermawan di bulan Ramadhan.”(Muttafaqun alaihi)
Dan kedermawanan beliau tersebut
meliputi seluruh bentuk sedekah, dan amalan-amalan yang baik, dimana arti
dermawan adalah : luas dan banyaknya pemberian, dan ini meliputi amalan-amalan
kebajikan, serta perbuatan-perbuatan yang ma’ruf.
Yang Keempat : Memberi buka puasa
kepada orang yang berpuasa.
Sungguh Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Sallam telah menganjurkan dan menetapkan atas hal tersebut (memberi
buka), dengan banyak dan besarnya ganjaran (pahala).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam bersabda :
“Barang siapa memberi buka orang yang berpuasa, maka ia memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi pahala puasa orang yang berpuasa itu sedikitpun.”
“Barang siapa memberi buka orang yang berpuasa, maka ia memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi pahala puasa orang yang berpuasa itu sedikitpun.”
(HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dari
Zaid bin Khalid dengan sanad sahih)
Yang kelima : Membaca al Qur’an
Bulan Ramadhan adalah bulan Al
Qur’an, yang demikian sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
“Bulan Ramadhan yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan sebagai pembeda” (QS Al-Baqarah : 185)
“Bulan Ramadhan yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan sebagai pembeda” (QS Al-Baqarah : 185)
Dalam perbuatan Nabi Shallallahu
‘alaihi wa Sallam terdapat pengamalan akan hal ini. Bahwasanya Jibril mengajari
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Al-Qur’an pada setiap malam di bulan
Ramadhan (HR Bukhari)
Yang keenam : Umrah
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan
dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bahwa beliau bersabda :
” Umrah di bulan Ramadhan menyamai (pahala) seperti haji bersamaku”.
” Umrah di bulan Ramadhan menyamai (pahala) seperti haji bersamaku”.
Lihatlah -semoga Allah Subhanahu wa
Ta’ala merahmati kalian- pada keutamaan ini, alangkah besar dan mulianya.
Yang ketujuh : Mencari malam
Lailatul qadar
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
:
“Sesungguhnya kami telah menurunkan Al Qur’an pada lailatul qadr, dan tahukah kamu apakah lailatul qadr itu? lailatul qadr itu lebih baik dari seribu bulan” (QS Al-Qadr : 1-3)
“Sesungguhnya kami telah menurunkan Al Qur’an pada lailatul qadr, dan tahukah kamu apakah lailatul qadr itu? lailatul qadr itu lebih baik dari seribu bulan” (QS Al-Qadr : 1-3)
Dalam Shahihain beliau Shallallahu
‘alaihi wa Sallam bersabda :
“Barang siapa bangun pada malam lailatul qadar dengan iman dan mengharap pahala (di sisi Allah) diampuni dosanya yang telah lalu”.
“Barang siapa bangun pada malam lailatul qadar dengan iman dan mengharap pahala (di sisi Allah) diampuni dosanya yang telah lalu”.
Ketahuilah, malam lailatul qadar itu
terdapat pada malam-malam ganjil pada sepuluh hari akhir dari bulan Ramadhan.
Dari ‘Aisyah dalam hadits yang
diriwayakan oleh Imam Tirmidzi dengan sanad yang shahih ia berkata :
“Wahai Rasulullah jika saya mendapatkan lailatul qadar apa yang aku ucapkan? beliau bersabda, katakanlah : “Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan menyukai maaf, maka maafkanlah aku”.
“Wahai Rasulullah jika saya mendapatkan lailatul qadar apa yang aku ucapkan? beliau bersabda, katakanlah : “Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan menyukai maaf, maka maafkanlah aku”.
Maka inilah -wahai saudara seislam-
ringkasan perkataan dan akhlak-akhlak yang seyogyanya dilakukan dan menjadi
tugas-tugas syar’i dalam bulan yang diberkahi ini. Adapun tugas-tugas yang
menyeluruh yang wajib dijaga oleh seorang muslim pada bulan kesabaran ini,
yaitu menahan diri dari kejelekan-kejelekan, sabar atas gangguan-gangguan dan
menjaga batin serta menunaikan amalan dhahir dengan iltizam (komitmen) dengan
hukum-hukum Islam dan senantiasa meneladani sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam.
Dialihbahasakan dari Majalah
Al-Ashalah edisi III hal 70-72 oleh Abu Salma al-Atsariy
Catatan Kaki
- Komentar Abu Zuhriy: Diantara salah satu upaya kita untuk mendapatkan malam lailatul qadar adalah dengan ber-i’tikaf. Dalam sebuah hadits shahih: “Bahwasanya Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam selalu beri’tikaf pada sepuluh akhir bulan Ramadhan sampai Allah mewafatkannya. Kemudian para istri beliau beri’tikaf sepeninggal beliau” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah Radhiallaahu ‘anha)
Sumber :
abuzuhriy.com/tugas-seorang-muslim-di-bulan-ramadhan
0 Response to "Amalan di Bulan Ramadhan"
Post a Comment