Ibnu Bajjah atau lengkapnya Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin ash-Shayigh al-Andalusi al-Samqusti bin Bajjah merupakan filsuf dan dokter Muslim Andalusia yang dikenal di dunia Barat dengan nama Latinnya, Avempace. Ia lahir di Saragossa, di tempat yang kini bernama Spanyol pada tahun 475 H (1082 M). Sejauh yang tercatat oleh sejarah bahwa ia hidup di Serivelle, Granada, dan Fez. Ia adalah seorang yang cerdas dikenal sebagai ahli matematika, aisika, astronomi, kedokteran, filsafat, dan penyair dari golongan Murabitin. Selain hafal Al-Qur'an beliau pun piawai dalam bermain musik gambus. Beliau meninggal di Fez pada 1138. Menurut suatu riwayat, beliau meninggal karena diracun oleh seorang dokter bernama Abu Ali bin Zuhri yang iri hati terhadap kecerdasan, ilmu, dan ketenarannya.
Pemikirannya memiliki pengaruh yang jelas pada Ibnu Rushdi dan Yang
Besar Albert. Kebanyakan buku dan tulisannya tidak lengkap (atau teratur
baik) karena kematiannya yang cepat. Ia memiliki pengetahuan yang luas
pada kedokteran, Matematika, dan Astronomi. Sumbangan utamanya pada
filsafat Islam ialah gagasannya pada Fenomenologi Jiwa, namun sayangnya
tak lengkap.
Ekspresi yang dicintainya ialah Gharib dan Motivahhed , ekspresi yang diakui dan terkenal dari Gnostik Islam.
Para ahli sejarah memandangnya sebagai orang yang berpengetahuan luas
dan mampu dalam berbagai ilmu. Fath ibnu Khayan yang telah menuduh Ibnu
Bajjah sebagai ahli bid’ah dan mengecam pedas dalam karyanya (Qawa’id
al-Iqyan) pun mengakui kekuasaan ilmu pengetahuannya dan tidak pernah
meragukan kepandaiannya. Ibnu Bajjah menguasai sastra, tata bahasa, dan
filsafat kuno. Oleh tokoh-tokoh sezamannya, Ibnu Bajjah disejajarkan
dengan al-Syam al-Rais Ibnu Sina.
Selain menguasai beragam ilmu, Ibnu Bajjah pun dikenal pula sebagai
politikus ulung.Kehebatannya dalam berpolitik mendapat perhatian dari
Abu Bakar Ibrahim, gubernur Saragosa. Ia pun diangkat sebagai menteri
semasa Abu Bakr Ibrahim berkuasa di Saragossa. Setelah itu, Ketika kota
Saragossa jatuh ketangan raja alfonso 1 di Aragon ibnu bajjah terpaksa
pindah ke kota Seville via Valencia. Di kota ini ia bekerja sebagai
seorang dokter. Kemudian dari sini ia pindah ke Granada dan selanjutnya
berangkat ke afrika utara, pusat kerajaan dinasti murabith barbar.
Setelah itu Ibnu bajjah berangkat pula ke fez, marokko. Di kota ini ia
di angkat menjadi wazir oleh Abu bakar yahya ibnu yusuf ibnu tashfin
selama 20 tahun. Akhirnya di kota inilah ia menghembuskan napasnya yang
terakhir pada bulan ramadhan 533 H/1138 M, menurut beberapa informasi
kematianya ini karena di racuni oleh temanya, “Ibn zuhr” dokter
termasyhur pada zaman itu, yang iri hati terhadap kejeniusanya.
0 Response to "Ibnu Bajjah"
Post a Comment