Bismillaahirrohmaanirrohiim
Dalam hening malam sebaris doa
mengalir dengan lirih, dalam kata yang coba ditata, ditengah isak tangis yang
tak kunjung reda.
“Ya Allah mengapa cobaan ini terasa begitu berat.
Aku tak sanggup ya Allah. Seandainya kematian datang lebih cepat.”
Allah Ta’ala berfirman : “Dan sesungguhnya Kami
benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar diantara kamu.”
(Muhammad: 31)
Dan perhatikan juga hadits
berikut.
Nabi SAW. Bersabda : “Sesungguhnya besarnya pahala
itu tergantung besarnya ujian. Apabila Allah Ta’ala mencintai bangsa, maka
Allah menguji mereka. Sehingga siapa saja yang ridha, maka Allah akan
meridhainya dan siapa saja yang murka, maka Allah akan memurkainya.”
(HR.Tirmidzi)
Subhanallaah….tidakkah terdengar
indah janji itu? Akan kah ada pilihan lain bagi kita selain ridha atas apa yang
diberikan-Nya?
Jika hadirnya ujian itu dapat
mendatangkan keridaan Allah atas kesabaran kita, maka alasan apakah yang
menghalangi kita untuk bahagia menyambut hal itu?
Then, simak pula kabar
gembira ini.
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw.
Bersabda : “ Orang mukmin, baik laki-laki maupun perempuan, senantiasa
mendapatkan cobaan, baik dirinya, anaknya maupun hartanya sehingga ia
menghadap Allah Ta’ala tanpa membawa dosa.”
(HR.
At-Tirmidzi)
Allah Akbar! Allah Akbar!
Wahai hati yang merindu Syurga,
wahai jiwa yang merindu pertemuan dengan Allah Ta’ala, tidakkah kabar itu jadi
pelipur lara?
Ujian demi ujian diberikan tidak
lain juga untuk kebaikan kita sendiri,
bahwa Allah Ar-Rahiim menghendaki
kita berpulang ke rahmat-Nya tanpa membawa dosa. Tidakkah kita menginginkan hal
itu? J J J
Memang tak mudah…dan memang teori
hampir selalu lebih mudah daripada praktik. Tapi ada hal yang perlu kita
ketahui wahai saudaraku, bahwa ujian, apapun itu entah dalam hal ekonomi, akademik,
lingkungan, pekerjaan, penyakit, jodoh, apapun itu…itu datangnya dari Allah
‘Azza wa Jalla. Bukan dari selain itu.
So, jika kita merasa
ujian itu sulit, adakah yang lebih berhak dan pantas untuk kita datangi pertama
kali selain Allah SWT??? (tak ade la)
Alangkah baiknya saudaraku, jika Allah
lah yang pertama kali kita temui, minimal Dia lah yang pertama kali kita ingat
sebelum deretan orang-orang dekat, yang dewasa, yang siap mendengarkan cerita
kita dan insya Allah berkenan membantu kita.
Yang tak kalah penting juga dan
perlu diwaspadai adalah jeratan syaiton yang sedemikian gigih sebagaimana
sumpahnya dihadapan Allah SWT dahulu. Terkadang Virus Merah Jambu (VMJ) hadir
dan seolah “numpang nebeng”. Berawal dari si Pria yang terkesan ngemong,
atau si wanita yang terlihat dewasa, maka curcol sering mampir dan
kadang berkepanjangan menjadi interaksi yang belum seharusnya. J
Ingat saudaraku, ujian itu
datangnya dari Allah SWT. Jadi hendaknya adanya ujian demi ujian senantiasa
kita jalani dengan terus mendekatkan diri pada Allah SWT. Bukan malah seolah
ujian lebih mendekatkan kita pada someone else (maaf jika ada yang
tersinggung, Peace! Hehe..).
Dan jika telah jelas bahwa ujian
itu bagian dari cinta Allah SWT kepada kita, maka simpulkan senyum dihatimu.
Jalani hidup ini dengan ketaatan, bukan keluh kesah, umpatan-umpatan yang tidak
perlu, tapi dengan keyakinan bahwa skenario Allah adalah yang terbaik. Taqwa
itu,,,,,, letaknya di hati J
“Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”.
By: Muslimah
Neverend
0 Response to "Ujian Itu Bagian Dari Cinta?"
Post a Comment