Bismillahirrahmanirrahimm..
BEGAL??
Berita yang bulan-bulan ini sempat booming diruang dengar kita, disorot
berbagai media dan dibesar-besarkan oleh berbagai sudut pandang orang yang
disebar didunia maya atau dunia nyata..
Sampai ditempat
penulis melantunkan penanya dalam bulletin ini, banyak orang tua khawatir terhadap
anaknya baik yang bekerja mencari rizki
maupun yang belajar di bangku kuliah karena khawatir anaknya jadi korban begal...maka berbahagialah duhai anak yang selalu bersama orang tua
didalam langkah kakinya karena mereka mendo’akan dan berusaha melindungi kita disetiap
hembusan nafasnya, meski kita tak mengetahuinya.
Bagi kebanyakan orang mungkin merasa takut
dan “ngeri” pada tidakan para
begal..namun saya yakin pembaca setia
bulletin ini tidak merasa takut, tidak menjadi masalah maupun beban pikiran.
”nggak
ngefek sama aku mas”kata Abadi ketua UKMI UNWIDHA 2015..Alkhamdulillah jika
seperti itu..
Sob..Jika masih merasa sedikit atau banyak
takut sampai kebawa ngimpi segala(seperti curhatan sahabat saya katakanlah
namanya Batman karena tidak mau
disebut nama aslinya ) bagaimana ya?
Sebelum inti,
ada tamparan dari penulis untuk pembaca dan diri penulis sendiri..sudah
yakinkah kita menjadi seorang muslim? sudah siapkah menerima kemuliaan Alqur’an
dan mengaplikasikan didiri kita? lalu bagaimana dengan sunah dari Rasulullah?
Setiap muslim
harus siap menerima ajaran Alqur’an dan sunah dari Rasulullah..begitu wajibnya.
Kembali ke begal..
Inilah
sedikit ilmu dari kami bagaimana seharusnya seorang muslim menyikapi ulah
begals:
Pertama secara individu, kita disyariatkan untuk melawan begal yang
berusaha merampok.
sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘anhu
“Ada
seseorang yang datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
‘Ya Rasulullah, bagaimana jika ada orang yang
hendak merampas hartaku?’”Jangan kau serahkan hartamu.” Jawab baliau.‘Bagaimana
jika dia melawan?’ tanya orang itu.
“Lawan balik dia.” ‘Bagaimana jika dia
membunuhku?’ tanya orang itu. “Engkau syahid.” Jawab beliau. ‘Lalu bagaimana
jika aku berhasil membunuhnya?’ “Dia di neraka.” Jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam. (HR. Muslim 377).”
Jadi tindakan untuk melawan begal
atau perampok, bahkan membunuh mereka (jika
terpaksa) hal itu bukan tindakan main hakim sendiri. Melainkan jihad
mempertahankan diri yang disyariatkan dalam Islam.
Sementara dalam as-Sunnah,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Siapa saja yang terbunuh karena
membela agamanya maka ia syahid, siapa saja yang terbunuh karena membela
jiwanya maka ia syahid, siapa saja yang terbunuh karena membela
hartanya maka ia syahid, dan siapa saja yang terbunuh karena membela kehormatan
keluarganya maka ia syahid” (HR. Abu Daud, at-Tirmidzi, an-Nasai dan Ibnu
Majah)
Sudah jelas kita harus bagaimana
bukan?
Tentu
bila memungkinkan melawan boleh diterangkan tentang ayat-ayat yang mencerminkan
keindahan dan keagungan Agama kita yang melarang keras Begal dan perampokan,
jika tetap melancarkan aksinya..apa boleh buat. Jurus harimau, elang, emprit
dll kita kerahkan untuk membela harta
kita. tetapi juga hindarkan dari sifat anarki seperti membakar hidup-hidup seperti berita beberapa waktu lalu.
Jika pelaku sudah dalam keaadaan lemah dan payah karena perlawanan kita yang
hebat. Baiknya diserahkan pihak berwajib.
Kemudian ada pendapat yang lain
perlu kita sampaikan yaitu;
Kedua, jika kita merasa tidak memiliki kemampuan membela diri
karena benar-benar lemah, ia boleh menyerahkan hartanya demi melindungi dirinya.
Hal ini sebagaimana dalam kaidah fiqih: Jika ada dua mudharat (bahaya)
saling berhadapan maka diambil yang paling ringan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah juga
berkata: Jika begal ini hanya mengancam harta, maka melindungi harta
hukumnya tidak wajib. Korban boleh menyerahkan hartanya dan tidak
melawannya. (Majmu’ Fatawa, 34/242).
Maksudnya
ada yang berpendapat jika ternyata pada saat kondisi itu adalah mengancam jiwa
kita, maka diambil madharat yang paling ringan dengan menyerahkan harta.
Terakhir..
Kata
pepatah: Mencegah lebih baik dari pada mengobati, berhati-hatilah sebelum
semua terjadi.
Demikian
sedikit ilmu yang kami sampaikan jika ada benarnya tentu dari Allah SWT,
apabila ada salahnya penulis meminta maaf dan beristighfar karenanya..
Penulis: Jabal thoriq
”Jika ada dua madharat (bahaya) saling berhadapan maka diambil yang paling ringan.“ hadist riwayat siapa ya?
ReplyDelete