Segala puji bagi Allah Robbul’Alamin, yang berfirman di
dalam kitab-Nya,yang karenanya mengikatkanku pada istriku, saudariku, ibuku,
dan seluruh muslimah yang aku cintai. Dengarkanlah yang telah diwahyukan-NYA,
bacalah, bukankah ini begitu menggetarkan.
“Hai anak Adam, sesungguhnya
Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk
perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang demikian itu adalah
sebagian dari tanda-tanda kekuasaaan Allah ta’ala, mudah-mudahan mereka selalu
ingat“ ( Al-A’raf : 26 )
Kita diingatkan sabda Rosululloh shalallahu’alaihi wasallam
:
“Pada akhir ummatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakaian namun (hakekatnya) telanjang. Di atas kepala mereka seperti terdapat bongkol ( punuk ) unta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka itu adalah kaum wanita yang terkutuk“. Di dalam hadist lain terdapat tambahan: “Mereka tidak akan masuk syurga dan juga tidak akan memperoleh baunya syurga, padahal baunya jannah itu dapat dicium dari perjalanan ( jarak ) sekian dan sekian “ (HR. At-Thabrani)
“Pada akhir ummatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakaian namun (hakekatnya) telanjang. Di atas kepala mereka seperti terdapat bongkol ( punuk ) unta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka itu adalah kaum wanita yang terkutuk“. Di dalam hadist lain terdapat tambahan: “Mereka tidak akan masuk syurga dan juga tidak akan memperoleh baunya syurga, padahal baunya jannah itu dapat dicium dari perjalanan ( jarak ) sekian dan sekian “ (HR. At-Thabrani)
Dalam “Al-Mu’jam
As-Shagir” hal 232 dari hadist Ibnu Amru dengan sanad shahih.
Ibnul Abdil Barr berkata : “ Yang dimaksud Nabi Salallahu’alaihi wasallam adalah kaum wanita yang mengenakan pakaian yang tipis, yang dapat mensifati ( menggambarkan ) bentuk tubuhnya dan tidak dapat menutup atau menyembunyikannya. Mereka itu tetap berpakaian namanya, akan tetapi pada hakekatnya telanjang”.
Ibnul Abdil Barr berkata : “ Yang dimaksud Nabi Salallahu’alaihi wasallam adalah kaum wanita yang mengenakan pakaian yang tipis, yang dapat mensifati ( menggambarkan ) bentuk tubuhnya dan tidak dapat menutup atau menyembunyikannya. Mereka itu tetap berpakaian namanya, akan tetapi pada hakekatnya telanjang”.
Na’udzubillahi min dzalik, bukankah ini adalah kenyataan
sekarang ini, istri-istri kita, anak-anak kita, anak didik kita harus kita selamatkan, jika memang
mereka masuk dalam golongan ini.
Dalam kitab protokolat yahudi yang disampaikan oleh seorang tokoh misionaris yahudi yang terkenal yaitu Samuel Zweber, dia mengatakan : “Kita tidak bisa mengeluarkan umat Islam dari agamanya untuk berpindah agama lain, akan tetapi yang akan kita lakukan adalah menjauhkan umat Islam dari ajaran agamanya, sehingga yang ada nantinya adalah generasi-generasi yang jauh dan bodoh terhadap ajaran Islam, umat Islam yang asing dengan Islam itu sendiri, sehingga nantinya mereka justru bangga dengan pola pikir budaya barat dan bertingkah laku seperti orang-orang barat.”
Apa yang disampaikan oleh tokoh misionaris tadi ternyata
sekarang mulai kita lihat dan rasakan. Kaum muslimah dijadikan sasaran
musuh-musuh Allah ta’ala. Apalagi ditambah propaganda dari mass media, baik itu
berupa media cetak maupun media elektronik. Dan itulah ujian bagi kaum muslimah
sekarang.
Maka adalah mustahil apabila sebuah keluarga menginginkan untuk mencetak putra-putrinya menjadi generasi-generasi yang sholeh dan sholehah, apabila dirumah masih terdapat televisi, sebab televisi itu bukanlah sarana pendidikan, akan tetapi televisi adalah sarana pembodohan!
Televisi mengajarkan untuk berpakaian jahiliyah, televisi mencontohkan adab-adab dan perilaku seperti orang barat, cara makan, cara berbicara, cara duduk, cara tertawa sampai pada cara pola pikir yang jahiliyah. Sinetron televisi hanya mengajarkan kepada seorang muslimah atau seorang istri untuk pintar cerewet dan pintar ngeyel pada suami.
Ahh..rasanya terlalu banyak fakta buruk dampak negatif
telivisi disini. Tunggu apa, kardusi saja, bungkus rapi rapi, simpan dilemari
atau mungkin dijual lagi..
Maka ujian kaum muslimah sekarang ini adalah ujian yang
sangat berat. Karena ditangan para muslimahlah generasi-generasi umat Islam
akan dididik. Ingat sebuah sya’ir arab: “ Al
ummu madrasatun “. Ibu adalah madrasah ( sekolah ) pertama bagi
putra-putrinya. Bagaimana seorang ibu dapat mendidik putra-putrinya dengan baik
kalau dirinya sendiri masih berpakaian jahiliyah, telanjang, dilaknat Allah
ta’ala dan RosulNya ?!
Pakaian muslimah sekarang kebanyakan adalah pakaian jahiliyah, dilaknat Allah ta’ala dan RosulNya. Berpakaian tapi telanjang. Kainnya sangat tipis …… dan ketat. Bahkan jika tertiup anginpun dapat terbang. Ukurannya lebih pantas untuk dipakaikan kepada anak kecil. Padahal kalau ditinjau dari segi kesehatan, pakaian yang seperti itu justru mengganggu jalannya peredaran darah, untuk bergerakpun sulit. Apalagi memakai celana jeans ketat, atasnya memakai kaos lengan panjang ketat, tipis transparan tampak lekuk tubuh dan warna kulitnya. Mereka itulah para wanita yang digambarkan oleh Rosululloh Salallahu ‘alaihi wasalam, tidak akan mencium baunya syurga, padahal baunya syurga itu dapat dicium pada jarak sekian dan sekian. Dan mereka itulah para wanita yang dilaknat oleh Allah ta’ala dan RosulNya. Tidak akan bisa merasakan nikmatnya syurga ( jannah ) yang telah dijanjikan Allah ta’ala.
Mereka muslimah, saudara kita. Tapi mereka enggan dan malu untuk menampakkan
identitasnya sebagai seorang muslimah. Enggan dan malu untuk berakhlaq sebagai
seorang muslimah. Kita lihat disekeliling kita, muslimah-muslimah, mulai dari
yang baru menginjak remaja sampai ibu-ibu, mereka berpakaian, tapi mereka lebih
suka dan lebih bangga memakai pakaian jahiliyah, mereka lebih suka dan lebih
bangga menampakkan gaya seperti orang-orang barat, orang-orang kafir.
Islam tidak menafikkan keindahan, akan tetapi keindahan itu harus sesuai dengan syari’at Islam.
Wanita didalam pandangan Islam adalah mulia. Dia adalah aurat yang wajib untuk
ditutupi ketika berada diluar rumah. Tidak pantas baginya untuk bertabarruj,
tidak layak kecantikan dan keindahannya dipamerkan dan dijual murah untuk
dinikmati semua orang. Karena seorang muslimah adalah wanita mulia, dia
tidaklah sama dengan wanita kafirah atau musyrikin yang rendah, hina lagi
dilaknat Allah ta’ala.
Islam telah memerintahkan kepada para muslimah untuk berpakaian seperti yang
diperintahkan Allah ta’ala didalam surat An-nuur : 31 :
“ Katakanlah kepada wanita yang beriman : “ Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang ( biasa ) nampak dari mereka. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka…”
Dan juga Allah ta’ala perintahkan dalam surat Al Ahzab : 59
“ Hai nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “ Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. “ Yang demikian itu supaya mereka lebih dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah ta’ala adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ”
“ Katakanlah kepada wanita yang beriman : “ Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang ( biasa ) nampak dari mereka. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka…”
Dan juga Allah ta’ala perintahkan dalam surat Al Ahzab : 59
“ Hai nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “ Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. “ Yang demikian itu supaya mereka lebih dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah ta’ala adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ”
Tidak ada ajaran didalam agama manapun yang mampu menjaga
kehormatan seorang wanita, selain didalam ajaran Islam.
“ Hai orang-orang yang beriman, penuhilah
seruan Allah ta’ala dan seruan RosulNya apabila Rosul menyeru kamu kepada suatu
yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah
ta’ala membatasi antara manusia dan hatinya, dan sesungguhnya kepada-Nyalah
kamu akan dikumpulkan “ ( Al-Anfal : 24 ).
Sungguh, daku menyampaikannya dengan cinta wahai saudaraku, mari selamatkan istri-istri kita, anak-anak kita, saudari-saudari kita. Dengan cinta mari kita ingatkan, dengan lembut mari kita tunjukkan, dengan penuh kasih sayang mari kita arahkan mereka berjalan menuju cahaya islam yang penuh keberkahan. Amin
By. L.
Khaleed Azzam, disarikan dari karya Ummu
shodiq Abdurrahman, “berpakaian tapi
telanjang”
0 Response to "Untukmu Saudariku"
Post a Comment