Perintah Berdakwah Dengan Cara Sembunyi-Sembunyi

16. PERINTAH BERDAKWAH DENGAN CARA
SEMBUNYI-SEMBUNYI/TIDAK TERANG-TERANGAN


                Semenjak menerima wahyu yang pertama di gua Hira’, terputuslah wahyu kurang lebih tiga tahun lamanya, Muhammad tidak menerima wahyu lagi. Maka beliau sangat cemas dan bersedih hati, kalau-kalau Tuhan (Allah) marah kepadanya disebabkan kejadian di gua Hira’. Zaman itu disebut dengan Fitratul Wahyi, artinya zaman terhentinya turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad.

                Kemudian diulanginya lagi berkhalwat di gua Hira’ sebulan lamanya. Dalam perjalanan pulang ke rumah seusai berkhalwat, di tengah perjalanan beliau mendengar suara panggilan (seruan). Beliau menoleh ke kanan ke kiri, ke depan dan ke belakang, tapi tidak dijumpai seorang pun yang memanggilnya. Lalu ia mengangkatkan kepalanya ke langit, ternyata di sana malaikat Jibril sedang menampakkan diri, yang pernah datang di gua Hira’ sewaktu turunnya wahyu yang pertama. Sebelumnya malaikat Jibril sudah menunggu dan duduk di atas kursi di antara langit dan bumi.

                Dan kedatangan Jibril kali ini adalah membawa wahyu yang kedua kepada Nabi Muhammad saw. Wahyu kedua yang diterima oleh Muhammad adalah seperti yang termaktub dalam surat Al-Muddatstsir ayat 1-7, yang berbunyi sebagai berikut:
                “Hai orang yang berselimut! Bangunlah dan berilah peringatan! (Peringatan umat manusia dan azab Allah apabila mereka tidak kembali dari kesesatan dan dari sesembahan yang dilakukan oleh nenek moyang). Dan Tuhanmu agungkanlah. (Hanya kepada-Nya hendaknya kamu mengagungkan dan janganlah kamu mempersekutukan Allah dengan lain-Nya dalam mengagungkan itu). Dan pakaianmu bersihkanlah (supaya kamu siap siaga menghadap di hadirat Allah, karena tidaklah layak seorang mukmin itu kotor dan najis). Dan perbuatan dosa tinggalkanlah (yakni tinggalkanlah sebab-sebab yang mengantarkan kepada azab, yaitu dengan mentaati perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak (karena sikap demikian tidak termasuk sikap perilaku orang-orang mulia). Dan untuk memenuhi perintah Tuhanmu bersabarlah (terhadap perlakuan dan tindakan menyakitkan hati yang mesti engkau jumpai dari kaummu ketika engkau mengajak mereka kepada Allah).”

( Baca Juga :  Orang yang Pertama Beriman )

                Dengan turunnya wahyu yang kedua kepada Nabi Muhammad sebagaimana yang tersebut di atas (surat Al-Muddatstsir ayat 1-7), maka berarti perintah bagi baginda Muhammad untuk bangkit berdakwah, mengajak kaumnya untuk menyembah kepada Allah semata, yang menjadikan alam semesta ini; mengajak kaumnya untuk berbelas kasihan antara sesama; mengajak kaumnya untuk bersatu meninggalkan peperangan.

                Dakwah yang beliau lakukan pertama kali ini adalah dakwah dengan secarasembunyi-sembunyi. Sasaran pertama kali yang beliau dakwahi, yang beliau ajak untuk menyembah Allah dan meninggalkan sesembahan arca adalah dan Iingkungan keluarga rumah tangganya dan kawan-kawannya yang beliau percayai.

Sumber:
- Ust. Maftuh Ahnan Asy, 2001. Kisah Kehidupan Nabi Muhammad SAW. Yang Menerbitkan Terbit Terang: Surabaya.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

1 Response to "Perintah Berdakwah Dengan Cara Sembunyi-Sembunyi"