Berdakwah Secara Terang-Terangan

18. BERDAKWAH DENGAN TERANG-TERANGAN


                Nabi Muhammad saw. dalam berdakwah secara sembunyi-sembunyi itu selama 3 tahun. Selama tiga tahun itu, banyak bangsawan dan pembesar Quraisy yang masuk Islam. Namun demikian, mereka dalam mengerjakan syariat Islam, mengerjakan shalat masih dalam sembunyi-sembunyi, khawatir akan mendapat ancaman dan gangguan dari kalangan Quraisy yang masih kafir.

                Sesudah itu Nabi Muhammad saw. mendapat perintah dari Allah untuk menyebarkan Islam/berdakwah secara terang-terangan, sebagaimana firman Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-Hijr ayat 94:
                “Maka sampaikanlah olehmu (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang orang yang musyrik.”

                Ayat di atas adalah merupakan perintah bagi nabi untuk menyampaikan risalah Islam secara terang-terangan. Untuk menyampaikan perkara yang haq dan yang bathil; yang haq (benar) harus diikuti, dilaksanakan dan perkara yang bathil harus dijauhi.

                Maka sebagai langkah perwujudan dakwah terang-terangan ini, Rasulullah Muhammad saw. naik ke atas bukit Shofa dan menyeru kaum beliau: “Wahai bani Fihr! Wahai bani ‘Adi! Wahai suku-suku Quraisy!” Bahkan orang-orang yang tidak sempat keluar pada waktu itu mengutus orang lain untuk ikut mendengarkan berita dari Muhammad. Ketika mereka sudah berkumpul, lalu Nabi Muhammad saw. bertanya kepada mereka: “Apakah kamu membenarkan aku tentang apa-apa yang aku kabarkan kepada kalian?” Mereka semua menjawab: “Ya, tidak pernah kami dapati engkau berdusta wahai Muhammad, dari sejak masa kecilmu sampai sekarang.” Maka selanjutnya Rasulullah saw. bersabda: “Lepaskanlah diri kamu dari siksaan api neraka (yakni lepaskanlah dan tinggalkanlah kalian menyembah patung dan berhala dan sembahlah Allah); sesungguhnya aku seorang pengancam azab yang pedih kepada kamu.”

                Abu Lahab, paman Rasulullah saw. yang ikut mendengarkan khutbah itu, menyahut dengan ucapan: “Celakalah engkau wahai Muhammad! Apakah hanya untuk ini saja engkau kumpulkan bangsa Quraisy?” Lalu Allah menurunkan surat Al-Lahab sebagai balasan dan kutukan Allah atas diri Abu Lahab yang mengecam dan mengutuk Muhammad, saat beliau menyampaikan dakwahnya di bukit Shofa. Inilah bunyi ayatnya:
                “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia pasti binasa. Tidaklah berguna baginya harta bendanya dan apa-apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu puIa) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut.” (QS. Al-Lahab: 1-5).

                Istri Abu Lahab, dikatakan sebagai pembawa kayu bakar dalam ayat di atas, karena dia suka mengadu domba, penyebar fitnah, ia mengatakan kedustaan-kedustaan terhadap Rasulullah dalam perkumpulan-perkumpulan kaum ibu.

Sumber:
- Ust. Maftuh Ahnan Asy, 2001. Kisah Kehidupan Nabi Muhammad SAW. Yang Menerbitkan Terbit Terang: Surabaya.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Berdakwah Secara Terang-Terangan"

Post a Comment