Kisah Teladan : Kun

KUN

Kumpulan Kisah Teladan Lengkap
 
                ABU Sulaiman (Ja’far) berkata: Saya berjalan-jalan di Bashrah bersama Malik bin Dinar. Ketika di jalanan kami bertemu dengan pemuda yang sangat tampan. Dia duduk mengawasi pembangunan gedung sambil menyuruh mengerjakan ini dan itu kepada tukang-tukangnya. Lalu Malik berkata kepadaku:
                “Lihat pemuda itu, alangkah tampan wajahnya, dan betapa rajin mengatur bangunan gedung itu! Aku ingin minta kepada Tuhan semoga menyelamatkan pemuda itu sehingga dia dijadikan pemuda ahli surga. Hai Ja’far, mari kita medekatinya!”
                Maka kami masuk memberi salam, lalu dijawab oleh pemuda itu padahal ia belum mengenal Malik bin Dinar.
                Pemuda itu berdiri dan menanyakan apa hajat keperluan kami.
                “Kira-kira berapa yang akan engkau keluarkan untuk membangun gedung ini?” tanya Malik bin Dinar.
                “Seratus ribu dirham.”
                Kata Malik: “Sukakah anda menyerahkan uang itu kepadaku, untuk saya letakkan pada tempatnya dan saya jamin untukmu di sisi Allah gedung yang lebih indah dari ini, lengkap dengan pelayan-pelayannya, kubah dan kemahnya dari sebutir yaqut yang merah bertaburan permata, tanahnya za’faran, semennya misik (kasturi) jauh lebih besar dan luas dari rencana gedungmu ini, tidak akan rusak selamanya, belum pernah disentuh oleh tangan, sebab terbangun oleh kalimat Allah KUN, maka terjadilah gedung itu?”
                “Biarkanlah aku malam ini, dan esok hari anda datang lebih pagi,” kata pemuda itu.
                “Baiklah,” kata Malik bin Dinar.
                Maka semalaman Malik memikirkan pemuda itu, dan pada waktu sahur ia banyak berdoa, dan pada pagi hari kami pergi menemui pemuda itu, tiba-tiba ia telah duduk menantikan kedatangan kami. Karena itu ia melihat Malik langsung tersenyum, dan bertanya:
                “Apa yang kamu katakan kemarin?”
                “Apakah kamu sanggup melaksanakan?” jawab Malik balik bertanya.
                “Ya,” jawab pemuda itu. Lalu dia menyediakan kampilan uang lalu menyediakan kertas dan dawat, kemudian di tulis:
Bismillahirrahmanirrahim
                Ini surat jaminan Malik bin Dinar untuk fulan bin fulan: “Sungguh saya menjamin sebuah gedung untukmu di sisi Allah sebagai ganti gedungmu ini, menurut bentuk dan sifat yang telah aku sebutkan, dan selebihnya dari itu terserah pada Allah. Dan saya telah membeli untukmu dengan uang ini, gedung di surga yang lebih luas dari gedungmu ini, di bawah naungan yang sejuk di sisi Tuhan Yang Maha Agung.
                Kemudian surat itu dilipat dan diserahkan pada pemuda itu, sedang uangnya kami pikul pulang. Maka dibagi-bagikan oleh Malik sehingga pada sore hari tiada tersisa kecuali untuk makan malam.

( Baca Juga : Kisah Teladan : Pohon Surga Yang Menjulur Ke Dunia )
                Setelah empat puluh hari, tiba-tiba Malik bin Dinar menemukan surat yang terletak di mihrab, pada saat dia mengerjakan shalat subuh. Ketika surat itu dibuka (dibaca), mendadak pada sampul tertulis tanpa dawat herbunyi:
                Ini bukti kebesaran Allah Yang Maha Mulia lagi Bijaksana kepada Malik bin Dinar. Kami akan menepati pada pemuda itu gedungnya yang anda jamin, bahkan tujuh puluh kali lipat.
Malik bin Dinar tercengang pembaca surat itu, lalu kami bangun dan pergi ke rumah pemuda itu. Tiba-tiba pintu rumah tertutup dan suara tangis di dalam rumah terdengar, lalu kami bertanya:
                “Apakah yang telah terjadi pada pemuda itu?”
                “Dia telah mati kemarin,” jawab mereka.
                Kemudian kami datangkan tukang yang memandikannya, dan kami bertanya: “Engkau yang memandikan itu?”
                ‘Ya, benar.” .
                “Coba ceritakan padaku bagaimana keadaannya?” tanya Malik selanjutnya kepada orang yang memandikan.
                “Sebelum mati ia berpesan kepadaku: Jika aku mati dan telah anda kafani, maka letakkan surat ini di dalam kain kafanku. Lalu saya penuhi permintaan itu, surat itu saya letakkan di antara kafan dan badannya, lalu saya kubur,” cerita orang tersebut kepada Malik.
                Kemudian Malik bin Dinar mengeluarkan surat yang dibawa, dan bertanya kepada orang tersebut: “Apakah ini?”
                “Ya, itu dia demi Allah yang mematikannya, saya telah meletakkannya di antara kafan dan badannya dengan tanganku sendiri.”
                Maka banyak orang menangis terharu dengan kejadian itu, sehingga ada pemuda yang bangun dan berkata: “Hai Malik, terimalah dariku 200.000 (duaratus ribu) dinar, dan berikan jaminan untukku seperti itu!”
                “Jauh sekali yang telah terjadi (setelah terjadi apa yang terjadi), dan yang tertinggal telah tertinggal, dan Allah menghukum sesuai dengan kehendak-Nya,” kata Malik bin Dinar.
                Maka tiap kali Malik bin Dinar mengingat pemuda itu, ia menangis dan berdoa untuknya.
                 Demikian Kisah Teladan yang berjudul Kun, semoga dengan membaca kisah tersebut kita bisa terinspirasi.
( Baca Juga : Kumpulan Kisah Teladan )

Sumber :
Drs. H.M. Sya’roni, 2003. Membuka Aib Saudara, Kisah-Kisah Teladan dari Kitab Darratun Nashihin dan Irsyadul Ibad. Yang Menerbitkan Mitra Pustaka: Yogyakarta.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

2 Responses to "Kisah Teladan : Kun"