PEDAGANG KURMA
ATHIYAH
BIN KHALAF adalah seorang pedagang kurma di Mesir. Dia pernah menjadi kaya,
tetapi kemudian ia menderita kerugian sehingga jatuh miskin, sampai tidak
mempunyai apa-apa kecuali sekedar penutup aurat semata.
Ketika
bulan Asyura’ dia mengerjakan shalat subuh di sebuah masjid, yaitu masjid Amr
bin al-Ash. Dan biasanya masjid tersebut tidak dimasuki oleh orang wanita
kecuali pada hari Asyura’, hanya sekedar untuk berdoa di dalamnya. Maka
berdoalah Athiyah di tempat yang berjauhan dari wanita-wanita itu. Tiba-tiba
didatangi oleh seorang wanita yang menuntun anak-anaknya dan berkata kepadanya:
“Tuanku,
saya mohon kepadamu, demi Allah, agar anda dapat melapangkan penderitaan kami,
dan memberi makanan pada anak-anakku ini. Karena anak-anak ini telah menjadi
yatim, ditinggal mati oleh ayahnya. Sementara itu ayahnya tidak meninggalkan
apa-apa untuk mereka ini, dan saya seorang syarifah yang tidak kenal pada
seorang pun untuk saya tuju di hari ini. Juga saya belum pernah keluar kecuali
pada hari ini, karena terpaksa demi anak-anakku, padahal aku tidak biasa
berbuat demikian.”
Athiyah
berkata dalam hatinya: “Aku sendiri tidak mempunyai apa-apa kecuali kain yang
aku pakai. Sekiranya aku lepaskan di sini, terbukalah auratku. Tetapi bila aku
tolak maka apakah jawabku di hadapan Rasulullah saw nanti?
“Mari,
pergi ke rumahku, aku akan memberi apa-apa padamu,” kata Athiyah selanjutnya.
Maka
berjalanlah mereka dengan anak-anaknya menuju rumah Athiyah. Dan sesampainya di
sana, di depan rumah, Athiyah meminta agar wanita itu menunggu di muka pintu
luar, kemudian ia membuka kainnya di dalam dan menutup auratnya dengan
sisa-sisa kain yang sudah tidak dapat dipakai, lalu yang masih utuh itu
diserahkan kepada wanita tersebut lewat sela-sela pintu, kemudian Athiyah
tinggal di dalam. Maka wanita itu berdoa: “Semoga Allah memberimu pakaian dan
perhiasan surga, dan semoga anda tidak berhajat lagi pada orang sesudah ini.”
Maka
Athiyah merasa sangat gembira mendengar doa wanita itu, lalu ia menutup pintu
rumahnya, tinggal di dalam rumah dan berdzikir hingga malam, sampai akhirnya
tertidur. Di dalam tidurnya ia bermimpi melihat bidadari yang amat cantik,
belum pernah ia melihat wanita yang secantik itu. Dia membawa apel yang sangat
harum, lalu menyerahkannya kepada Athiyah. Dan dibelahlah apel itu, tiba-tiba
di dalamnya terdapat perhiasan surga yang tidak dapat dinilai meski dengan
dunia seisinya. Kemudian bidadari itu memakaikan perhiasan tersebut kepadanya,
lalu ia duduk di pangkuannya.
“Siapakah
kamu?” tanya Athiyah.
“Aku
Asyura’ isterimu di surga,” jawab bidadari itu.
“Dengan
apakah aku mencapai ini,” tanyanya lagi.
“Dengan
doa wanita janda dan anak-anak yatim yang anda tolong kemarin.” jawabnya
kemudian.
Maka
Athiyah terbangun dari tidurnya dengan rasa gembira Sedangkan di sekelilingnya
masih berbau harum. Maka segera ia berwudhu dan mengerjakan shalat dua rakaat,
kemudian ia berdoa sambil melihat ke langit:
“Ya
Tuhan, bila impian ini benar, dan bidadari itu benar menjadi istriku, maka
segeralah ambil ruhku ke sisi-Mu!”.
Maka
begitu selesai ia berdoa, Allah mencabut ruhnya kembali ke surga darussalam.
Demikian
Kisah Teladan yang berjudul Pedagang Kurma, semoga setelah membaca kisah tersebut bisa menginspirasi kita agar
selalu bersikap baik pada seseorang.
Sumber :
Drs. H.M. Sya’roni, 2003. Membuka Aib Saudara, Kisah-Kisah Teladan dari Kitab Darratun Nashihin dan Irsyadul Ibad. Yang Menerbitkan Mitra Pustaka: Yogyakarta.
0 Response to "Kisah Teladan : Pedagang Kurma"
Post a Comment