NABI HUD ALAIHISSALAM
Tersebutlah
sebuah kaum bernama Kaum ‘Ad. Kaum ini adalah salah satu contoh kaum yang
melupakan Allah. Syaitan yang terkutuk telah menyesatkan hati dan pikiran Kaum
‘Ad ini. Adik-adik harus berhati-hati dengan syaitan. Bisikannya yang
menghasut, bujukannya yang sesat dan menjerumuskan jangan sampai melemahkan
iman kita kepada Allah.
Kaum
‘Ad sepeninggal generasi Nabi Nuh Alaihissalam ini telah sesat. Mereka sungguh
kurang menyadari bahwa segala sesuatu itu adalah anugerah Allah. Allah memberi
kelebihan kepada mereka berupa bentuk badan dan perawakan yang besar dan kuat.
Semua itu, sedikit dari nikmat yang diberikan Allah belum yang lain-lainnya.
Tapi kesesatan mereka sudah parah dan juga tidak tahu bersyukur.
Kaum
‘Ad menganggap bahwa pemberian yang mereka terima datang dari patung-patung
yang biasa mereka sembah. Mereka berbuat begitu karena ikut-ikutan saja. Mereka
beralasan bahwa bapak-bapak mereka sebelumnya juga terbiasa melakukan hal itu.
Di
tengah-tengah manusia-manusia sesat itu, Allah mengutus seorang hamba pilihan
bernama Hud. Dia diangkat Allah sebagai nabi. Nabi Hud Alaihissalam adalah
salah seorang anak-anak keturunan ‘Ad. Sedang ‘Ad adalah anak-anak keturunan
dan putra Nabi Nuh Alaihissalam bernama Syam. Nabí Hud Alaihissalam menjadi
penerus risalah dan bertindak pula sebagai pemberi peringatan bahwa hanya Allah
saja yang harus disembah. Nabí Hud Alaihissalam mendatangi kaumnya, menyeru dan
mengajak mereka untuk menaati Allah.
Kaum
‘Ad menganggap remeh saja perkataan Nabi Hud. Sebagian Kaum ‘Ad yang sesat itu
terdiri dari pemimpin-pemimpin di dalam kaum tersebut. Oleh karena itu mereka
meremehkan seruan Nabi Hud untuk menyembah hanya kepada Allah. Berhala adalah
tuhan mereka. Pemimpin-pemimpin Kaum ‘Ad ¡tu menganggap bahwa kenikmatan yang
mereka peroleh berasal dan berhala yang mereka sembah.
Nabi
Hud Alaihissalam mendapat penolakan dari kaumnya. Syaitan telah membuat mereka
melupakan Allah dan mengagungkan berhala. Bukankah patung-patung yang mereka
sembah itu adalah buatan mereka sendiri? Bagaimana mungkin berhala buatan
mereka sendiri bisa menjadi tuhan yang dapat memberikan segala kenikmatan?
Sedang Allah adalah Tuhan yang mampu menciptakan bumi dan langit serta isinya.
Maka sungguh hanya Allah-lah yang wajib diimani dan ditaati.
Nabi
Hud Alaihissalam terus berdakwah. Walaupun pengikutnya hanya sedikit, Nabi Hud
tidak putus asa untuk menyampaikan kebenaran. Kaum ‘Ad tetap tidak mempercayai
ajaran Nabi Hud Alaihissalam. Mereka tetap menganggap berhala adalah Tuhan mereka.
Seruan
dan ajakan Nabi Hud Alaihissalam benar-benar tidak mereka hiraukan. Tidak
sedikit pun mereka ingin pergi meninggalkan berhala yang menjadi tuhan-tuhan mereka.
Mereka justru menantang agar Allah menimpakan azab jika Nabi Hud benar utusan
Allah. Jangan ditiru ya Adik-adik. Perkataan Kaum ‘Ad itu sama dengan melawan
Allah. Perbuatan melawan Allah adalah perbuatan durhaka. Maka Allah mendatangkan
azab. Sesungguhnya ancaman Allah pasti datang tanpa mereka minta karena
kesesatan Kaum ‘Ad tidak terampunkan lagi.
NabiHud Alaihissalam bersama pengikutnya meyakini bahwa Allah murka kepada Kaum
‘Ad. Akhirnya ancaman-Nya itu datang. Allah membuat kehidupan Kaum ‘Ad serba
susah. Tanah pertanian menjadi kering, sumber mata air mereka tidak lagi mengalir,
peternakan mereka tak terurus lagi, sedang hidup mereka sendiri juga susah.
Dalam
keadaan seperti itu, mereka masih mengharap berhala mereka datang menolong.
Suatu ketika serombongan awan-awan di langit menggantung. Mereka terasa sangat
senang. Mereka pikir hujan akan segera turun dan mengakhiri kesusahan mereka.
Namun Allah menunjukkan kebesaran-Nya. Awan-awan itu bukan datang membawa hujan
tapi membawa azab bagi Kaum ‘Ad. Keluarlah dari gumpalan awan tersebut angin
dahsyat yang sangat panas dan hebat.
Kaum
‘Ad terperangah, bukan hujan yang datang kepada mereka tapi tiupan angin yang
kencang lagi membinasakan. Lenyaplah semua Kaum Ad yang sesat dan durhaka itu.
Mereka telah mendapat azab dari Allah hingga yang tersisa hanyalah
bangunan-bangunan mereka saja.
Sedang
Nabi Hud Alaihissalam dan pengikutnya semua selamat, semakin bertambahlah
keimanan mereka kepada Allah. Mereka berlalu dari tempat tersebut dan membangun
kehidupan baru yang penuh ketaatan kepada Allah.
Hikmah Nabi Hud
Alaihissalam :
- Segala kenikmatan adalah pemberian dari Allah, mengingkari dan menyekutukan-Nya akan mendatangkan azab.
- Meyakini sungguh-sungguh bahwa bertakwa dan beriman kepada Allah adalah ajaran yang lurus.
- Tidak meyakini berhala atau patung-patung sebagai Tuhan, semua itu hanya buatatan manusia saja
Kisah Nabi Hud Alaihissalam di
dalam Mushaf al-Qur’an terdapat pada:
(aI-A’raaf: 65-72), (Fushshilat: 15-17),
(Huud: 50-60),(asy-Syu’araa’: 123-139), (al-Ahqaaf: 21-28), (aI-Haqqah: 6-8).
Sumber :
Hendro Trilaksono, 2014. Kisah 25 Nabi dan Khulafaur Rasyidin. Yang Menerbitkan Mutiara Media: Yogyakarta
Hendro Trilaksono, 2014. Kisah 25 Nabi dan Khulafaur Rasyidin. Yang Menerbitkan Mutiara Media: Yogyakarta
0 Response to "Kisah Nabi Hud Lengkap"
Post a Comment